Teknologi
Unggulan Kencur
Kencur
(Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional
(jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah,
serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek, bahkan dapat
dimanfaatkan sebagai bioinsektisida.
Secara
empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, ekspektoran, obat batuk,
disentri, tonikum, infeksi bakteri, masuk angin, sakit perut.
Minyak atsiri
didalam rimpang kencur mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat
yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat
asma dan anti jamur.
Banyaknya
manfaat kencur memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara
intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan.
Produksi, mutu
dan kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang
digunakan, cara budidaya dan lingkungan
tempat tumbuhnya.
Oleh sebab itu dukungan teknologi sangat
diperlukan agar pengembangan usaha kencur dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan petani tanaman obat.
1. KRITERIA
IKLIM DAN TANAH KENCUR
Untuk
pertumbuhan yang optimal kencur memerlukan tanah dengan agroklimat yang sesuai,
yang meliputi jenis tanah, tingkat kesuburan tanah, jumlah curah hujan dan hari
hujan, suhu udara harian.
Resiko
Penerapan Teknologi
Untuk
penerapan teknologi kesesuaian lahan dan iklim tidak akan menimbulkan dampak
negatif. Sebaliknya tanpa penerapan teknologi kesesuaian lahan maka akan
menimbulkan dampak negatif dalam pengusahan tanaman kencur.
Iklim dan kondisi
lahan yang tidak sesuai akan menyebabkan produktivitas tanaman tidak optimal.
2. VARIETAS
UNGGUL
Varietas
unggul kencur yang sudah dilepas, yaitu Galesia-1, 2 dan 3, dengan sifat dan
keunggulan seperti pada Tabel 2.
3.
PEMBIBITAN KENCUR
Kencur
diperbanyak dengan menggunakan rimpang. Tingginya kontaminasi bakteri layu
(penyakit tular benih) di dalam rimpang untuk benih, maka seleksi benih perlu
dilakukan dari pertanaman yang sehat,
bebas dari
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama layu bakteri (Ralstonia
solanacearum).
Penyediaan Bahan Tanaman
Rimpang
kencur yang dijadikan benih adalah
− Berasal
dari pertanaman sehat di lahan yang bebas patogen
− Umur panen
rimpang 10 bulan
− Kulit
rimpang mengkilat (bernas), tekstur daging agak keras
− Bebas hama
dan penyakit dan tidak cacat
Pesemaian
Rimpang
hasil panen, mengalami masa dorman antara 2-3
bulan.
Apabila rimpang benih sudah disimpan sekitar 3 bulan dan
nampak rimpang
sudah mulai bertunas, maka benih bisa langsung
ditanam.
Tetapi jika digunakan rimpang yang baru dipanen,
pemecahan
dormansi dilakukan dengan cara menjemur rimpang
selama + 3
hari dari pukul 7.00 – 11.00.
Tahapan-tahapan
pesemaian sebagai berikut:
− Pemilihan
lokasi pesemaian, di tempat yang teduh
− Dapat
digunakan rak bambu untuk pesemaian
− Penjemuran
rimpang
− Pendederan
benih, dialas dan ditutup jerami (3-5 lapis)
−
Pemeliharaan pesemaian, disiram setiap hari
− Seleksi
benih
Seleksi
Benih
Untuk
memperoleh bibit yang benar-benar berkualitas baik,
maka seleksi
di pembibitan yang merupakan seleksi akhir, hal ini
sangat
penting. Dengan melakukan seleksi akhir ini diharapkan
dapat
diperoleh bibit yang benar-benar baik dan seragam. Pekerjaan
seleksi
meliputi kegiatan untuk memisahkan rimpang yang tidak
bertunas,
terserang hama/penyakit.
Kriteria
benih yang baik:
- Bobot 5 -
10 gram
- Mempunyai
2 - 3 bakal mata tunas yang baik
- Tinggi
tunas < 1 cm
4. TEKNIK
PEMUPUKAN
Faktor
penting dalam pengelolaan tanaman semusim adalah in
put
teknologi yang relatif tinggi, terutama pupuk. Pemupukan
memegang
peranan penting untuk meningkatkan hasil rimpang,
yaitu pupuk
organik untuk memperbaiki tekstur dan aerasi tanah,
dan pupuk
anorganik, terutama N, P dan K.
Teknologi rekomendasi pemupukan
kencur seperti pada tabel 3.
Selain
pupuk, faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kencur
adalah:
- Pengolahan
tanah dengan kedalaman 30 cm
- Jarak
tanam 15 x 15 cm/15 x 20 cm (monokultur) ; 20 x 20 cm (polikultur)
- Kedalaman
tanam: 5-7 cm, tunas menghadap ke atas
- Penyiangan
gulma
-
Pembumbunan
5.
PENGENDALIAN OPT UTAMA
Organisme
pengganggu tanaman (OPT) utama yang menyerang pertanaman kencur, dan
menyebabkan kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri
Ralstonia solanacearum.
Gejala
serangan penyakit layu pada tanaman kencur di lapangan adalah daun menguning,
kemudian menggulung (Gambar 1.).
6. POLATANAM
Kencur dapat
ditanam dengan sistem monokultur dan pada batasbatas tertentu dengan sistem
polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Sistem polikultur dilakukan
pada waktu mulai tanam sampai berumur 3–6 bulan dengan cara ditumpangsarikan
atau disisipkan tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo, kacang-kacangan,
daun bawang, buncis, ketimun, dll.
Polatanam kencur dikombinasikan dengan
tanaman palawija (tanaman tinggi) jagung, ketela
pohon, dengan jarak tanam antar baris 1,5 – 2 m, agar tingkat naungannya + 30%.
Polatanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan
kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah.
Selain itu, kencur juga
dapat dijadikan tanaman lantai diantara tegakan pohon kelapa atau tanaman
kehutanan seperti sengon, jati dll, dengan tingkat naungan + 30% (Gambar 8).
7.
DIVERSIFIKASI PRODUK
Masalah yang
dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual hasil
produksi, serta tingginya fluktuasi harga.
Meskipun peluang pasar cukup luas,
tetapi akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri
obat), sangat terbatas.
Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih
dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual produk
diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat dianjurkan
Rimpang
kencur setelah dipanen dan dibersihkan dapat diolah menjadi produk lain,
diantaranya:
- Simplisia
kering
- Serbuk
- Minyak
atsiri hasil penyulingan rimpang
- Ekstrak
cair dan kering
- Instan
- Minuman
Cara
pengolahan kencur menjadi ekstrak kering dan pemisahan pati yang antara lain
biasa digunakan untuk campuran beras kencur, seperti pada diagram (Gambar 10).
Cara
Pembuatan sebagai berikut :
Simplisia
- Rimpang
dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm
- Irisan
rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman
bambu/tampah,
lantai jemur atau tikar, sampai kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar
irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan kain hitam.
- Simplisia
dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan
atau digunakan dalam industri jamu/obat, makanan/minuman, dll.
Bubuk Kencur
- Kencur
kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
- Bubuk yang
sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan
baku industri minuman.
Instan Kencur
- Rimpang
yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong dan dikupas, kemudian diblender.
- Pisahkan
ampasnya, kedalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan (untuk
penambah rasa), kemudian diuapkan/ dipanaskan sampai kental
- Kemudian
tambahkan gula pasir (1 bagian kencur : 2 bagian gula pasir), dan diaduk sampai
kering.
8. USAHATANI
Budidaya
kencur dewasa ini masih menarik minat petani karena harga jual yang cukup
tinggi. Meskipun demikian, untuk usahatani yang menguntungkan faktor-faktor
produksi perlu diperhitungkan. Berikut adalah analisis usahatani kencur dengan
menggunakan varietas unggul dan budidaya anjuran.
Sekian,
Terima kasih telah membacanya!
Sumber: perkebunan.litbang.deptan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar