Rabu, 19 September 2012

Teknologi Unggulan Kencur

Kencur (Kaempferia galanga L.) banyak digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika, penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri rokok kretek, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai bioinsektisida.

 
Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, ekspektoran, obat batuk, disentri, tonikum, infeksi bakteri, masuk angin, sakit perut. 

Minyak atsiri didalam rimpang kencur  mengandung etil sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.

Banyaknya manfaat kencur memungkinkan pengembangan pembudidayaannya dilakukan secara intensif yang disesuaikan dengan produk akhir yang diinginkan. 

Produksi, mutu dan kandungan bahan aktif didalam rimpang kencur ditentukan oleh varietas yang digunakan, cara budidaya  dan lingkungan tempat tumbuhnya. 

Oleh sebab itu dukungan teknologi sangat diperlukan agar pengembangan usaha kencur dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani tanaman obat.

1. KRITERIA IKLIM DAN TANAH KENCUR

Untuk pertumbuhan yang optimal kencur memerlukan tanah dengan agroklimat yang sesuai, yang meliputi jenis tanah, tingkat kesuburan tanah, jumlah curah hujan dan hari hujan, suhu udara harian.

Resiko Penerapan Teknologi

Untuk penerapan teknologi kesesuaian lahan dan iklim tidak akan menimbulkan dampak negatif. Sebaliknya tanpa penerapan teknologi kesesuaian lahan maka akan menimbulkan dampak negatif dalam pengusahan tanaman kencur. 

Iklim dan kondisi lahan yang tidak sesuai akan menyebabkan produktivitas tanaman tidak optimal.

2. VARIETAS UNGGUL

Varietas unggul kencur yang sudah dilepas, yaitu Galesia-1, 2 dan 3, dengan sifat dan keunggulan seperti pada Tabel 2.


3. PEMBIBITAN KENCUR

Kencur diperbanyak dengan menggunakan rimpang. Tingginya kontaminasi bakteri layu (penyakit tular benih) di dalam rimpang untuk benih, maka seleksi benih perlu dilakukan dari pertanaman yang sehat,
bebas dari serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), terutama layu bakteri (Ralstonia solanacearum).

Penyediaan Bahan Tanaman

Rimpang kencur yang dijadikan benih adalah
− Berasal dari pertanaman sehat di lahan yang bebas patogen
− Umur panen rimpang 10 bulan
− Kulit rimpang mengkilat (bernas), tekstur daging agak keras
− Bebas hama dan penyakit dan tidak cacat

Pesemaian

Rimpang hasil panen, mengalami masa dorman antara 2-3
bulan. Apabila rimpang benih sudah disimpan sekitar 3 bulan dan
nampak rimpang sudah mulai bertunas, maka benih bisa langsung
ditanam. 

Tetapi jika digunakan rimpang yang baru dipanen,
pemecahan dormansi dilakukan dengan cara menjemur rimpang
selama + 3 hari dari pukul 7.00 – 11.00.

Tahapan-tahapan pesemaian sebagai berikut:
− Pemilihan lokasi pesemaian, di tempat yang teduh
− Dapat digunakan rak bambu untuk pesemaian
− Penjemuran rimpang
− Pendederan benih, dialas dan ditutup jerami (3-5 lapis)
− Pemeliharaan pesemaian, disiram setiap hari
− Seleksi benih

Seleksi Benih

Untuk memperoleh bibit yang benar-benar berkualitas baik,
maka seleksi di pembibitan yang merupakan seleksi akhir, hal ini
sangat penting. 
Dengan melakukan seleksi akhir ini diharapkan
dapat diperoleh bibit yang benar-benar baik dan seragam. Pekerjaan
seleksi meliputi kegiatan untuk memisahkan rimpang yang tidak
bertunas, terserang hama/penyakit.

Kriteria benih yang baik:
- Bobot 5 - 10 gram
- Mempunyai 2 - 3 bakal mata tunas yang baik
- Tinggi tunas < 1 cm

4. TEKNIK PEMUPUKAN

Faktor penting dalam pengelolaan tanaman semusim adalah in
put teknologi yang relatif tinggi, terutama pupuk. Pemupukan
memegang peranan penting untuk meningkatkan hasil rimpang,
yaitu pupuk organik untuk memperbaiki tekstur dan aerasi tanah,
dan pupuk anorganik, terutama N, P dan K. 

Teknologi rekomendasi pemupukan kencur seperti pada tabel 3.

Selain pupuk, faktor penting lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kencur adalah:

- Pengolahan tanah dengan kedalaman 30 cm
- Jarak tanam 15 x 15 cm/15 x 20 cm (monokultur) ; 20 x 20 cm (polikultur)
- Kedalaman tanam: 5-7 cm, tunas menghadap ke atas
- Penyiangan gulma
- Pembumbunan

5. PENGENDALIAN OPT UTAMA

Organisme pengganggu tanaman (OPT) utama yang menyerang pertanaman kencur, dan menyebabkan kerugian besar adalah penyakit layu yang disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum.

Gejala serangan penyakit layu pada tanaman kencur di lapangan adalah daun menguning, kemudian menggulung (Gambar 1.).



6. POLATANAM

Kencur dapat ditanam dengan sistem monokultur dan pada batasbatas tertentu dengan sistem polikultur, untuk meningkatkan produktivitas lahan. 

Sistem polikultur dilakukan pada waktu mulai tanam sampai berumur 3–6 bulan dengan cara ditumpangsarikan atau disisipkan tanaman semusim (tanaman pendek) seperti padi gogo, kacang-kacangan, daun bawang, buncis, ketimun, dll. 

Polatanam kencur dikombinasikan dengan tanaman palawija (tanaman tinggi) jagung, ketela pohon, dengan jarak tanam antar baris 1,5 – 2 m, agar tingkat naungannya + 30%. 

Polatanam kencur yang paling menguntungkan dari segi usahatani adalah dengan kacang tanah, dengan 2 kali penanaman kacang tanah. 

Selain itu, kencur juga dapat dijadikan tanaman lantai diantara tegakan pohon kelapa atau tanaman kehutanan seperti sengon, jati dll, dengan tingkat naungan + 30% (Gambar 8).

7. DIVERSIFIKASI PRODUK

Masalah yang dihadapi petani tanaman obat pada umumnya adalah rendahnya harga jual hasil produksi, serta tingginya fluktuasi harga. 

Meskipun peluang pasar cukup luas, tetapi akses petani kepada konsumen utama produk hasil pertanian (industri obat), sangat terbatas. 

Padahal, hasil panen rimpang tidak dapat disimpan lebih dari 3 bulan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai jual produk diversifikasi hasil rimpang menjadi bentuk-bentuk lain sangat dianjurkan

Rimpang kencur setelah dipanen dan dibersihkan dapat diolah menjadi produk lain, diantaranya:

- Simplisia kering
- Serbuk
- Minyak atsiri hasil penyulingan rimpang
- Ekstrak cair dan kering
- Instan
- Minuman

Cara pengolahan kencur menjadi ekstrak kering dan pemisahan pati yang antara lain biasa digunakan untuk campuran beras kencur, seperti pada diagram (Gambar 10).


Cara Pembuatan sebagai berikut :

Simplisia
- Rimpang dicuci, kemudian diiris-iris dengan tebal 3 – 4 mm
- Irisan rimpang dijemur dengan menggunakan alas anyaman
bambu/tampah, lantai jemur atau tikar, sampai kadar air mencapai 9-12%. Perlu dijaga agar irisan rimpang tidak menumpuk, dan ditutup dengan kain hitam.
- Simplisia dikemas dengan baik didalam karung plastik yang higienis dan siap dipasarkan atau digunakan dalam industri jamu/obat, makanan/minuman, dll.

Bubuk Kencur
- Kencur kering (kadar air 8-10%), digiling halus dengan ukuran sekitar 50-60 mesh
- Bubuk yang sudah jadi, dikemas dalam wadah kering, dan siap digunakan untuk bumbu, bahan baku industri minuman.

Instan Kencur
- Rimpang yang sudah dicuci bersih, dipotong-potong dan dikupas, kemudian diblender.
- Pisahkan ampasnya, kedalam sari kencur ditambahkan jeruk nipis dan pandan (untuk penambah rasa), kemudian diuapkan/ dipanaskan sampai kental
- Kemudian tambahkan gula pasir (1 bagian kencur : 2 bagian gula pasir), dan diaduk sampai kering.

8. USAHATANI

Budidaya kencur dewasa ini masih menarik minat petani karena harga jual yang cukup tinggi. Meskipun demikian, untuk usahatani yang menguntungkan faktor-faktor produksi perlu diperhitungkan. Berikut adalah analisis usahatani kencur dengan menggunakan varietas unggul dan budidaya anjuran.



Sekian, Terima kasih telah membacanya!

Tidak ada komentar: